Arti Kesendirian

07 November 2007 |

Sebutir air ikut mengucur dari sebuah slang air di tangan seorang
tukang kebun. Ia merasa dirinya seperti kekuatan raksasa yang mampu
mematahkan ranting ringkih dan dedaunan kering di kebun yang gersang,
karena musim kemarau yang sangat panjang.
Tetapi, setelah slang itu terserak kembali sendiri dan menempel di
sehelai daun mawar yang masih menghijau. Sebutir air itu menjadi oase
kecil yang amat cantik di mata seorang pelukis yang sedang
memindahkan keindahan mawar itu ke atas kanvasnya yang dipesan oleh
istana untuk dihadiahkan kepada tamu negara. Dan butir air itu pun
terpindahkan gambarnya menjadi puncak pesona di dalam sebuah lukisan
yang membuat semua orang takjub kepada kemolekannya.
Sampai akhirnya, tetesan air itu merasa dirinya melayang-layang oleh
bahagia. Karena meskipun hanya setetes dan tidak lagi terkumpul
sebagai sebuah kekuatan ia masih bisa memberikan arti. Lalu, butir
air itu berpikir bahwa seandainya ia tidak terpercik sendirian ke
atas dedaunan, tetapi tetap berkumpul dalam sebuah kungangan air, ia
mungkin hanya menjadi tempat tetas nyamuk berdarah. Jadi,
alhamdulillah kesendirian punya arti yang tak kecil bila disyukuri.

0 komentar: